10 Bandara Kecil Akan Dibangun di Selatan Jawa Barat Bandung, 21 April 2025 – Pemerintah Provinsi Jawa Barat resmi mengumumkan rencana besar dalam pembangunan infrastruktur transportasi udara. Sebanyak 10 bandara kecil akan dibangun di wilayah selatan Jawa Barat. Langkah ini diambil untuk mengatasi ketimpangan konektivitas antara utara dan selatan Jabar, serta membuka akses ekonomi baru di wilayah-wilayah yang selama ini sulit dijangkau.
Yang menarik, proyek ini akan dijalankan dengan menggandeng maskapai penerbangan perintis Susi Air, yang dikenal piawai melayani rute-rute terpencil dan pedalaman Indonesia.
Mengapa Bandara Kecil Dibutuhkan di Selatan Jabar?
Wilayah Selatan Jabar Masih Minim Akses Bandara Udara
Wilayah selatan Jawa Barat, termasuk Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Banjar, dan Pangandaran, dikenal memiliki kondisi geografis yang cukup menantang. Daerah-daerah ini kaya potensi wisata dan sumber daya alam, tetapi akses transportasi udara nyaris tidak ada.
Pembangunan bandara kecil diyakini menjadi solusi agar daerah-daerah tersebut lebih terintegrasi dengan pusat ekonomi nasional, termasuk Jakarta dan Bandung.
Mobilitas dan Akses Darurat Jadi Fokus
Selain untuk mendukung wisata dan perdagangan, bandara kecil juga akan difungsikan untuk kebutuhan respon bencana, pengiriman logistik, hingga evakuasi medis, mengingat wilayah selatan Jabar rawan gempa dan banjir.
Kolaborasi Pemerintah Daerah Bandara dan Susi Air
Susi Pudjiastuti Siap Dukung Konektivitas Lewat Udara
Pendiri Susi Air, Susi Pudjiastuti, menegaskan dukungannya terhadap pembangunan bandara skala kecil ini. Menurutnya, setiap pulau atau wilayah yang jauh dari pusat harus memiliki akses udara agar pembangunan bisa merata.
“Kalau tidak bisa bangun bandara besar, ya bangun yang kecil dulu. Yang penting bisa mendarat,” ujar Susi dalam acara Pangandaran Airshow 2025.
Susi Air Punya Pengalaman Terbukti
Dengan pengalaman melayani ratusan rute penerbangan perintis, dari Papua hingga Nusa Tenggara, Susi Air menjadi partner ideal bagi Pemprov Jabar dalam mewujudkan proyek bandara kecil ini.
Daftar Lokasi Potensial Pembangunan Bandara Kecil
Meski belum diumumkan secara resmi, beberapa lokasi yang menjadi kandidat kuat antara lain:
- Kabupaten Pangandaran
- Kabupaten Tasikmalaya bagian selatan
- Garut selatan
- Cianjur selatan
- Sukabumi selatan
- Banjar
- Ciamis perbatasan Jateng
- Bojonglopang (area potensial landasan lama)
- Pameungpeuk
- Sindangbarang atau Jampang Kulon
Lokasi-lokasi ini dipilih berdasarkan kepadatan penduduk, potensi wisata, dan keterisolasian akses.
Manfaat Pembangunan Bandara Kecil bagi Masyarakat
Akses Lebih Cepat ke Layanan Publik
Dengan bandara perintis, warga tak perlu lagi menempuh perjalanan darat berjam-jam hanya untuk mencapai rumah sakit besar atau kampus di kota.
Dorong Pariwisata Lokal dan Investasi
Wilayah seperti Pantai Pangandaran, Ciletuh Geopark, hingga Gunung Cikuray memiliki potensi wisata besar yang belum optimal karena keterbatasan akses. akan membuka peluang baru bagi pelaku pariwisata dan UMKM.
Distribusi Logistik Lebih Merata
Produk pertanian, perikanan, dan kerajinan dari wilayah selatan bisa lebih cepat didistribusikan ke kota besar, meningkatkan daya saing ekonomi lokal.
Tantangan yang Harus Dihadapi
Masalah Lahan dan Pembebasan
Seperti proyek besar lainnya, kendala pembebasan lahan dan izin tata ruang bisa menjadi penghambat. Pemprov Jabar mengaku telah menyiapkan pendekatan partisipatif dengan warga untuk mengurangi konflik agraria.
Pembiayaan dan Operasional
Meski nilainya tidak sebesar bandara internasional, pembangunan 10 bandara tetap membutuhkan anggaran besar. Pemprov Jabar menyatakan akan mencari dukungan dari BUMN, swasta, hingga CSR perusahaan besar.
Bandara Perintis, Solusi Cerdas Pemerataan Konektivitas
Pembangunan selatan Jawa Barat adalah langkah revolusioner untuk membuka isolasi infrastruktur wilayah, mendekatkan pelayanan publik, dan mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis lokal. Dengan menggandeng Susi Air, Pemprov Jabar menunjukkan komitmen konkret menghadirkan transportasi udara yang inklusif dan adaptif terhadap karakter geografis daerah.
Kita patut menunggu bagaimana proyek ini akan berjalan, dan seberapa besar dampaknya bagi wajah pembangunan Jabar bagian selatan dalam 5 tahun ke depan.